Tuesday 16 August 2016

Dirgahayu Republik Indonesia

MERDEKA!!!



Pada hari jumat, 17 Agustus 1945 tahun masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang dan tanggal 8 Ramadhan 1364 menurut Kalender Hijriah sebuah teks berjudulkan proklamasi dibaca lantang oleh bung Karno, seluruh penduduk seantero nusantara meneriakkan MERDEKA!!! Kala itu, sebuah kata bermakna filosofis yang justru kebanyakan terabai oleh cicit-cicit mereka saat ini. Perjuangan melawan senjata api, bubuk mesiu dengan bambu runcing adalah suatu masalah dimana nyawa adalah pertaruhan yang setimpal demi mengucap kata MERDEKA!!!. Hela nafas terselipkan kata MERDEKA!!! Adalah bukti bagaimana buyut kita membiarkan darahnya tertumpah demi tanah air tercinta, "Lebih baik mati berkalang tanah dari pada hidup di tangan penjajah" menyirat bukti bahwa resah sudah mencapai puncaknya, "Maju terus pantang mundur" adalah tekad dimana buktinya dapat kita rasakan sekarang.

Lebih dari 250 ribu juta jiwa penduduk indonesia meneriakkan sorai yang serupa saat ini, tiang tempat berkibarnya sang saka Merah Putih berdiri kokoh didepan rumah, begitu indah, begitu bebas ia kini berkibar diterjang angin, disamping umbul-umbul berwarna warni, pagar yang sehari sebelumnya dicat dan sorai gembira anak-anak sekolah beratribut pramuka. Lomba yang bertajuk 17-an dipertandingkan antar kampung bahkan dusun adalah Lomba setahun sekali yang menjadi khas euforia perayaan kemerdekaan Indonesia. Andai lomba ini dipertandingkan dalam skala international, mungkin saja torehan emas kita di Olimpiade saat ini tak semiskin sekarang, harapan bukan lagi melulu pada cabang Bulutangkis ataupun Angkat Besi tapi juga panjat pinang, lari kelereng, makan kerupuk dan masih banyak lagi hehe. Tapi tidak... mungkin di Olimpiade selanjutnya akan tergeser lagi oleh "Bangsa Asing", Mereka rajin belajar dan tidak malas.

Populasi penduduk urutan ke-4 dunia dan menjadi negara kepulauan terbesar didunia serta keberanekaragaman suku dan budaya menjadikan pernyataan "Indonesia adalah bangsa yang besar" di"iya"kan oleh dunia. Indonesia adalah surga bagi biota laut "kail dan jala cukup menghidupimu" indonesia adalah ladang subur untuk bercocok tanam "tongkat kayu dan batu jadi tanaman" tanah kita memang tanah surga, tanah surga bagi orang asing. Kita bertindak sebagai penjual tanah dan mereka sebagai tuan tanah.

Indonesia telah berumur 71 Tahun, Bangsa yang seharusnya sudah menjadi dewasa tapi masih bertingkah kekanakan karena terlalu sering dimanja. Generasi penerus yang selalu dikobarkan menjadi harapan justru lapor Polisi ketika dapat cubitan, sebagian lainnya lebih memilih unjuk rasa dari pada belajar didalam kelas. Orang tua yang seharusnya menjadi panutan malah saling melempar kursi atau beradu mulut karena beda warna dan lambang, yang lebih parah malah tidur tidak mau tahu. Indonesia tidak cuma butuh orang yang Retoris, tapi juga pemikir Analitis dan Dinamis agar tak meluluh harus Anarkis. Indonesia memang masih dalam prosesnya, Pemimpin suatu Negara bukanlah orang yang menguasai segala bidang, beliau butuh Menteri serta seluruh elemen masyarakat.

Generasi Muda adalah penerus, kita tak sepatutnya harus manja sebab tanggung jawab telah dibebankan sejak lahir hanya saja menunggu waktu dan giliran untuk dilantik. Jangan menjadi Indonesia yang malas karena setiap orang dikaruniai keahlian dilain bidang, jangan menjadi Indonesia yang bodoh sebab sekarang kita masih dijajah dengan "lembut" oleh orang asing. Jangan menyia-nyiakan teriakan MERDEKA!!! "Merah darahku, Putih tulangku". 






                                                           
                                             Dirgahayu Republik Indonesia!!!
                                             Rabu, 17 Agustus 2016

4 comments: